Minggu, 23 Desember 2012

Barawai Surganya Cendrawasih


Di ujung timur Pulau Yapen, Papua, Desa Barawai, Distrik Yapen Timur tepatnya ditengah hutan Desa Barawai hiduplah sekelopmok Cendrawasih atau yang sering disitilahkan Burung Surga (Bird of Paradise). Burung-burung ini di jaga oleh masyarakat setempat sebagai bentuk perlindungan kepada hewan yang hampir punah ini. Mereka berpendapat bahwa burung-burung cendrawasih ini adalah Leluhur mereka yang dengan bahasa daerahnya (bahasa Barawai) disebut sebagai Minor Jobiensis.

Menurut sejarahnya Burung Cendrawasih adalah jelmaan dari kisah heroik dua leluhur orang Barawai. dua orang Barawai berseteru dan sepakat menyelesaikannya dengan berkelahi di bawah pohon ayori (beringin). Karena dewa tidak merestui perseteruan ini, ‘dikutuklah’ mereka jadi dua ekor burung cantik. Sejak saat itu, mereka hidup dan menjadi simbol hutan Barawai. Mungkin juga kutukan itu yang membuat dua ekor burung cenderawasih konon akan terjatuh jika mereka ‘berkelahi’ terlalu dekat. Kini, justru pertunjukan ‘perkelahian’ itu lah yang dinantikan wisatawan setiap pagi dan sore hari.

Sebuah kelompok yang bertugas sebagai penjagai  burung ini di ketuai oleh Bapak Marthen Mandenasi, Kelompok ini bernama Dorei Jay. Mereka  bergantian menjaga pohon ayori(pohon beringin)  dari pagi hingga sore. Mereka memastikan agar para ‘leluhur’ punya amponuai (tempat untuk hidup dan berkembang biak) yang nyaman. Pak Marthen Mandenasi  adalah masyarakat setempat  yang  berhak  dan bertanggungjawab atas kelestarian pohon ayori dan ampnonuai karena Beliau sendiri sebagai perwakilan dari keluarga pemilik.

Sejak tahun 1991, jumlah burung cenderawasih di Barawai tinggal puluhan ekor. Berkurang nya burung tersebut karena banyaknya pemburuh liar yang mengambil burung tersebut untuk dijual sebagai souvenir, karena burung ini tergolong mahal dan sangat diminati para wisatawan dan masyarakat local. Oleh karena itu , penjagaan burung Cendrawasih disekitar  ujung timur kepulauan yapen kini diperketat.

Hutan burung Cendrawasih kini menjadi salah satu objek wisata di ujung timur kepulauan Yapen, Disekitar pantai Barawai juga disediakan beberapa homestay oleh pemerintah provinsi. Namun tempat ini masih tergolong sangat sepi. Beberapa kendala yang dihadapi adalah mengenai listrik dan air. Dan juga pembangunan yang masih tergolong lambat dari pemerintah setempat.

Berhubung jauhnya lokasi tersebut dari kota serui hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam pembangunan dan periklanan bagi objek wisata  terbaik di ujung  timur Kepulauan Yapen ini. Padahal di tempat ini kita bisa menikmati Indahnya laut lepas dari Samudera Pasifik  dan gemuruh ombak selat Sasorai sambil mendengar alunan syair nyanyian Burung Cendrawasih dengan suaranya yang khas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar